Pentingnya mempromosikan varietas padi tradisional pertanian organik menjadi fokus konferensi yang diselenggarakan oleh Departemen Bioteknologi dan Bioinformatika, Bishop Heber Faculty bekerja sama dengan Shopper Analysis, Training, Motion, Coaching and Empowerment (CREATE) dan program afiliasinya Save Our Rice Marketing campaign Tamil Nadu pada hari Jumat. Acara tersebut termasuk pameran galur padi tradisional.
“Selama 15 tahun terakhir, kami telah menyelenggarakan Competition Padi Nasional, dan membagikan benih padi tradisional kepada petani. Akibatnya, mereka mulai beralih ke pertanian padi organik. Tetapi mereka menghadapi masalah besar dalam memasarkan produk mereka. Hanya ketika mereka dapat menjual hasil panen mereka, para petani dapat mempertahankan budidaya organik. Kami mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki situasi ini mulai tahun ini,” P. Duraisingham, ketua CREATE yang berbasis di Madurai, mengatakan kepada The Hindu .
“Karena ini adalah Hari Konsumen Sedunia pada hari Sabtu, kami telah mengundang ketua kelompok konsumen dari 40 kabupaten untuk menjelaskan kepada mereka tentang nilai obat dan manfaat gizi dari padi warisan,” tambahnya.
Kurangnya sertifikasi merupakan kelemahan utama dalam pertanian padi organik hari ini, kata Mr Duraisingham, yang juga anggota Biro Standar India. “Kami ingin pemerintah negara bagian merumuskan kebijakan pangan organik untuk mengatur gerai. Dari sudut pandang konsumen, harga beras organik sangat mahal. Ini juga harus distandarisasi, karena sebagian petani dan tengkulak membuat kesan yang salah tentang mahalnya biaya budidaya organik,” katanya.
Dalam sambutannya, Usha Soolapani, penyelenggara nasional ‘Kampanye Selamatkan Beras Kita’, mengatakan, “Bersamaan dengan gandum, jagung dan kentang, beras adalah salah satu dari empat tanaman yang menjamin ketahanan pangan international. Padi adalah bagian dari budaya Asia, dan India adalah produsen utama beras. Tetapi meskipun petani menanam lebih dari tiga kali lipat dari yang kita butuhkan, mereka masih merugi ketika berinvestasi dalam penanaman padi. Inilah sebabnya mengapa mereka pindah ke tanaman yang lebih menguntungkan seperti pisang, kelapa, dan pinang.”
Formulate organic food policy to regulate outlets in State
